Selasa, 15 Januari 2008

Pak Harto

(Tulisan ini semoga tidak ada tendensi apapun, semoga kita lebih bisa berkaca)
Sudah 2 minggu ini di semua media selalu menyajikan berita tentang keadaan pak Harto yang saat ini masih terbaring di RSPP. Bahkan lagi asik asiknya nonton tukul.. eh di selipin laporan tentang kondisi terakhir pak Harto. Dan isi laporan tersebut hanya kondisi keshatan pak Harto labil... turun... kritis… aduh emang apa sih manfaatnya untuk bangsa ini. Kalo pak Harto ini bapak kandung kita, apa ya tega kesehatan bapak kita terekspos sedemikian.. yang miris sampai sampai pemkab Karanganyar ikut ribet. RSPP emang ada ya.. di karananyar.. so what gitu lho..
Meski demikian ada banyak cerita tentang pak Harto yang selalu aku inget. Dua puluh lima tahun yang lalu aku masih tinggal di Komplek Taman candi Borobudur. Karena begitu dekat dengan candi Borobudur, setiap tamu kenegaraan yang akan mengunjungi keajaiban dunia ini aku selalu pengin tahu siapa yang berkunjung. Masih teringat dulu ketika kelas satu SD, pak Harto datang ke Candi Borobudur.. kita sebagai warga borobudur menyambutnya. Ketika itu aku pake baju putih merah bawa bendera merah putih kecil. Pas pak Harto lewat bendera aku kibar kibarkan, pak Harto dan bu Tin naik Bis dengan kaca terbuka. Beliau melambaikan tangannya. Kita kita anak SD pada udur (berdebat) sendiri.. ”pak Harto dadah karo aku” kata bagus.. ”ora.. karo aku kog” kata joko.. ”ning meseme karo aku” kataku. Begitu senangnya hati kami saat itu melihat pak Harto melambaikan tangannya meski mungkin beliau melambaikan tangan mungkin tidak hanya untuk kami.
Ketika aku beranjak masuk SMP, saat itu acara televisi senin malam di TVRI adalah film seri The A Team. Acara itu sangat kami tunggu tunggu. Entos yang masih duduk di bangku SD pun rela menahan kantuk untuk melihat film seri tersebut. Sudah ditunggu tunggu eh ternyata muncul pak Harmoko pidato tentang hasil rapat dengan pak Harto. Kalimat pertama ”sesuai petunjuk Bapak” kesannya berlindung dibawah nama besar pak Harto. Kalo bukan acara tersebut.. Laporan kunjungan pak Harto di sebuah pedesaan, salah satu acaranya adalah sambung rasa. Duh sebel deh.. udah nahan kantuk nungguin acara kesukaan ndak nongol.. pengennya marah marah terus. Apalagi kalo da mbah kakung pas nginep dirumah nonton acar tersebut. Bener bener deh dia nyimak banget acara tersebut. Kata mbah kakung kalo ngliat acara tersebut dia selalu mendapatkan informasi terutama masalah pertanian yang sangat berguna. Tapi kalo aku perhatikan pak Harto setiap ada keluhan petani tentang gagal panennya. Dengan runtut pak Harto memberi solusi teknis, dari cara tanam, cara pemupukan, cara pemanen cara penyimpanan hasil panen. Aku masih inget pak Harto selalu menghimbau petani padi untuk selalu menggunakan pupuk tablet agar lebih efisien dan efektif dalam pemanfaatan pupuk. Pupuk kompos selalu digalakkan. Pak Harto juga mempopulerkan adanya sabit bergerigi. Karena sabit tersebut bisa meringankan beban petani. Sistem tumpang sari juga digalkan agar petani tidak hanya mendapatkan hasil panen dari padi. Ketika padi dilanda hama wereng.. pak Harto menggalakkan menanam lamtoro karena pohon lamtoro digunakan oleh seekor hewan yang mampu membasmi wereng. Ketika harga pupuk naik, pemerintah selalu turun tangan untuk mengendalikan. Bahkan ABRI yang tidak ada hubungannya dalam produksi pupuk, ikut sibuk mengamankan distribusinya. Disektor Peternakan, aku sangat terkesan dengan boyolali. Setiap aku ketempat simbah aku selalu melewati peternakan sapi perah milik keluarga pak Harto. Gila gede banget. Gara gara peternakan tersebut ekonomi masarakat boyolali sedikit terdongkrak. Dan yang lebih penting, kesadaran masarakat akan pentingnya minum susu sapi mulai ada. Dimana mana orang jual susu segar. Ketergantungan disektor pertanian dan peternakan oleh negara luar sedikit teratasi saat itu. Bagaimana tentang pertanian kita saat ini? Pupuk langka.. Harga beras melambung, petani tambah miskin.. susu sudah dijajah oleh selandia baru.. gula tergantung dari import..
Disaat setelah kami terkena gusur dari areal candi Borobudur. Kami di pindahkan, sebagaian besar dipindahkan kedaerah yang biasa kami sebut ”kapling”. Saat itu karena daerah masih baru, hanya ada rumah tanpa fasilitas apapun. Pak Harto melalui yayasan Muslim amal Pancasila memberi sumbangan sebuah masjid. Alhamdulillah.. masjid cepat berdiri dan segera dapat digunakan. Aku masih inget, papahku menitikan air mata karena beliau juga ikut dalam kepengurusan masjid tersebut. Aku punya tetangga namanya Wahid, dia anak orang sederhana ketika dia diterima ditangerang, orang tuanya kebingungan mencari dana untu sekolah. Akhirnya dia mendapat bea siswa supersemar, saat itu dia mendapat 60.000 perbulan, dan itu sangat membantunya. Setelah aku kuliah, aku mengenal Joko, Wikan, Yuni, Moza, Widi dan Desy ternyata mereka mendapat beasiswa dari supersemar. Aku punya temen anak teknik, lupa namanya.. dia salah satu sahabat dari rika. Saat itu dia dapat telpon dari mamanya kalo papanya terkena serangan jantung. Dia nangis terus terusan.. sehari kemudian aku ketemu dia lagi. Dia nyalamin aku berkali kali sampil ngucapin terimakasih doanya dan alhamdulillah. Ternyata papahnya telah dioperasi di harapan kita dan papahnya mendapat bantuan operasi dari yayasan jantung harapan kita senilai 25 juta. Saat ini banyak sekali didirikan yayasan, tapi apakah yayasan tersebut dapat melayani masyarakat keseluruhan? Saya ragu.. kalo mensejahterakan anggota iya.. apalagi pimpinannya so pasti.
Akhir akhir ini aku pernah membaca sebuah artikel kalo pak Harto adalah salah satu pahlawan bagi bangsa Palestina dan Bosnia. Bangsa palestina disaat masih dipimpin oleh Yaser arafat selalu mendapat dukungan penuh oleh Indonesia dibawah pak Harto. Demikian juga dengan bosnia, ketika bosia akan memisahkan diri dari Yugoslavia, terjadilah malapetaka dimana masarakat muslim banyak dibantai. Indonesia dibawah kendali PBB mengirimkan pasukan garuda untuk misi perdamaian disana. Yang membuat aku terkesan pak Harto adalah presiden didunia pertama yang bersedia mengunjungi bosnia padahal saat itu perang masih berkecamuk. Hebatnya lagi.. semua rombongan memakai rompi anti peluru, tetapi pak Harto tidak mau. Katanya ”saya datang dengan hati biarlah kalo hati saya memang mau diambil”. Di bosnia pak Harto menyumbang masjid.
Siapapun yang berkuasa pasti rentan akan gosip. Ketika pak Harto berkuasa. Banyak sekali orang yang kasarannya sebagai penjilat. Mereka selalu memperlihatkan kemampuannya didepan pak Harto, saat itu ada istilah ABS ”asal bapak senang”. Karakteristik pak Harto adalah dia tidak segan untuk memberikan Award untuk yang berhasil.. tetapi tidak pandang bulu menendang yang gagal. Makanya banyak orang yang dekat dengan pak Harto memanfaatkan hal ini. Tetapi meski demikian, pak Harto orangnya pengen tahu semuanya bahkan hingga detail, jadi orang mo macam macam tidak bebas banget. Siapupun yang berkuasa, sekelilingnya akan memnfaatkannya. Dan hal ini rentan akan korupsi, kolusi.
Diakhir masa hidup pak Harto, ada baiknya kalo kita bisa berkaca akan kinerja beliau. Jangan malu untuk belajar. Tak seorang pun didunia ini diciptakan sempurna tanpa salah tiada cacat kecuali Muhammad bin Adullah. Apakah orang orang yang menghujat saat ini apakah lebih baik dari pak Harto. Jangan bohongi rakyat lagi. Cobalah mengaca. Jangan sampai anak cucu kita malu karena orang tuanya hanya bisa menipu diri sendiri.

Tidak ada komentar: